Tren Hybrid Working Pasca Pandemi 2022

By - Jacob
04-07-2022 04:30 PM

Sumber: Unsplash.com

Sudah dua tahun lamanya dunia dilanda pandemi. Banyak aspek kehidupan yang berubah, salah satunya metode kerja yang baru. Perusahaan harus tetap aktif, tetapi juga harus menerapkan protokol kesehatan demi memutus rantai penyebaran virus COVID-19. 

Karena perusahaan harus tetap aktif, maka terciptalah sistem kerja WFH (Work From Home). Menurut hasil studi The Work Trend Index dari Microsoft, selama periode waktu tertentu, pekerja khususnya Gen-Z yang berusia sekitar 18-25 tahun merasa stres dan kesulitan menciptakan ruangan kerja yang baik di rumahnya ketimbang rekan kerja mereka lainnya yang bekerja di kantor. Dalam menyikapi hal tersebut, terciptalah metode kerja baru yakni hybrid working

Hybrid working adalah cara kerja yang mengkombinasikan kerja jarak jauh dan kerja di kantor. Tren hybrid working muncul sebagai solusi untuk menjaga perusahaan tetap beroperasi sekaligus untuk meminimalisir penyebaran virus.

Walaupun pandemi sudah berjalan selama dua tahun hingga hampir berakhir, metode kerja hybrid working tetap dijalankan oleh banyak perusahaan. Lantas, seberapa efektif cara kerja ini, sehingga saat ini masih banyak diterapkan?

Sumber: Unsplash.com

Disimpulkan dari survey McKinsey, bahwa sewaktu pra pandemi, sebanyak 30% pekerja memilih cara kerja hybrid, 62% on-site, dan 8% sepenuhnya jarak jauh. Kemudian, pasca pandemi keadaan berubah dan tercatat ada sebanyak 52% pekerja memilih metode hybrid working, 37% bekerja dikantor, dan ada 11% memilih melakukan kerja jarak jauh.

Selain sebagai upaya perlindungan diri dari penyebaran COVID-19, hybrid working berdampak pada produktivitas yang lebih baik. Microsoft mencatat sebanyak 82% CEO di seluruh Eropa mengklaim bahwa selama menerapkan hybrid working perusahaan mengalami peningkatan produktivitas dibandingkan sebelum pandemi. 

Hal tersebut terjadi karena pekerja menjadi lebih fleksibel dalam bekerja, hemat waktu atau biaya, lebih produktif, memiliki keseimbangan antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi, sehingga tingkat stress menjadi berkurang.

Selama hybrid working, tingkat kebahagiaan para pekerja pun meningkat. Dilansir dari surveymonkey 2020, pekerja jarak jauh merasa lebih bahagia dibandingkan rekan kerja mereka yang berada di kantor. Hal ini dikarenakan pengaruh psikologis manusia yang di mana semua aktivitas seperti menggunakan pakaian santai, memiliki lebih banyak waktu dengan keluarga, memasak, bisa dilakukan selama hybrid working.

Sumber: Unsplash.com

Meski saat ini kasus COVID-19 sudah mengalami penurunan dan sudah banyak perusahaan yang menerapkan work from office sepenuhnya, perusahaan tetap perlu melakukan penyesuaian terkait perubahan di ekosistem kerja di perusahaan. Karena dengan menerapkan cara kerja hybrid working, maka perusahaan harus memiliki perangkat keras dan perangkat lunak yang dapat mendukung selama proses bekerja jarak jauh.

Demikian penjelasan mengenai hybrid working. Metode kerja ini dianggap efektif dengan cara kerja yang tidak terikat dalam suatu tempat khusus, melainkan membebaskan para pekerja untuk memilih tempat kerjanya sendiri. 

Jacob