SPEECH RECOGNITION SEBAGAI PARTNER DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI

By - Jacob
13-07-2022 04:30 PM

Sumber: Unsplash.com

Pada awal kemunculan teknologi Artificial Intelligence, masih banyak orang yang berpendapat jika Artificial Intelligence sama sekali tidak cerdas karena dianggap hanya sebuah buatan manusia semata. Menilik dari sejarahnya, pada tahun 1950-an terjadi perdebatan di antara para ilmuwan tentang nama yang tepat untuk penyebutan lain dari “Complex Information Processing.

Herbert Simon, co-developer dari kedua Logic Theory Machine (Mesin Teori Logika) dan General Problem Solver (Pemecah Masalah Umum), berpendapat bahwa kecerdasan buatan harus memiliki nama yang tidak ‘provokatif’ dari "Complex Information Processing".


Nama “Complex Information Processing” tentu saja tidak menginspirasi bahwa "Artificial Intelligence" memiliki mesin yang dapat berpikir seperti manusia. Maka dari itu, Artificial intelligence dilihat sebelah mata oleh kebanyakan orang dan tetap menjadi salah satu topik terpanas pada industri yang menikmati minat baru di dunia teknologi.


Tetapi apa yang membuat kesuksesan Artificial Intelligence dipandang berbeda pada saat ini, karena inovasi dari perangkat keras komputasi modern akhirnya cukup kuat untuk sepenuhnya mengimplementasikan berbagai ide liar yang telah ada sejak lama dan salah satunya adalah Speech Recognition.

Speech Recognition atau lebih dikenal dengan Automatic Speech Recognition (ASR) merupakan pengembangan teknologi dan sistem yang memungkinkan komputer menerimainput dalam bentuk lisan. Seiring berkembangnya suatu zaman, teknologi Speech Recognition bertransformasi menjadi Artificial Intelligence Assistant yang sering kita jumpai, contohnya seperti Google Assistant, Alexa, dan Siri.


Speech Recognition memungkinkan perangkat untuk mengenali dan memahami kata-kata yang diucapkan dengan mengidentifikasi sinyal digital agar dapat dibaca oleh perangkat teknologi. Sinyal tersebut berperan sebagai sebuah komando untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya menerima dan menolak panggilan telepon yang dilakukan secara otomatis dengan komando suara.


Dilansir dari Jurnal Speech Recognition With Deep Recurrent Neural Networks, ditemukannya Speech Recognition berawal dari penemuan Automatic Digit Recognizer yang dimulai pada tahun 1952 oleh Bell Laboratories. Sepuluh tahun kemudian, IBM merilis Speech Recognition yang disebut Shoebox yang dapat memahami dan menanggapi 16 kata bahasa Inggris. 


Hingga akhirnya, berbagai ilmuwan di seluruh dunia bekerja sama untuk mengembangkan perangkat pengenalan suara yang dapat mengenali ucapan dengan lebih baik dan lebih akurat.

Sumber: Unsplash.com

Secara garis besar, Speech Recognition bertujuan untuk membantu mengerjakan tugas-tugas sederhana manusia seperti mengingatkan jadwal, membacakan artikel, mengirim email, dan perintah lainnya.


Kini sudah hadir konsep Smart Home yang sedang menjadi trend untuk rumah tinggal pribadi di Indonesia. Merek penyedia produk smart home seperti Bardi, Xiaomi, dan Abit mulai merambah rumah-rumah untuk menunjang otomatisasi rumah sehingga pengguna dapat dengan mudah mengontrol secara otomatis segala perangkat dan peralatan dari jarak jauh menggunakan koneksi internet. Dengan adanya speech recognition, setiap perangkat yang terhubung dengan internet dapat dikontrol cukup dengan mengucapkan perintah suara. 


Diharapkan sistem yang dihasilkan dan dikembangkan dapat menjadi alternatif dalam menggunakan perangkat elektronik di rumah sehingga lebih praktis dan nyaman di rumah. Hal ini memudahkan banyak orang dan khususnya bagi orang-orang yang berkebutuhan khusus.

Jacob